Rabu, 20 Juli 2011

First Ride Kawasaki KSR 110, Bukan Mainan Bocah!


Dijual dengan harga Rp 20,8 juta, pasti banyak yang bertanya. Apa sih kerennya Kawasaki KSR 110? Bentuknya kecil kayak mainan, tapi dibanderol lumayan mahal. Ayo kita tengok kehebatannya!

Pertama mari lihat desainnya. Kawasaki KSR 110 ini adalah versi terkini yang dikeluarkan Kawasaki. Generasi terakhir ini punya sepatbor depan dan cover headlamp lebih kokoh. Pembeda berikutnya ada pada desain knalpotnya yang kotak.

Sedang lainnya masih sama seperti dulu, bergaya supermoto tapi super mungil. Desainnya yang sangat berbeda ini jadi jaminan jadi pusat perhatian selama di jalanan!

Mesinnya pakai satu silinder tidur layaknya bebek. Kapasitas mesinnya 111cc dengan konfigurasi bore 53 mm x stroke 50,6 mm. Kawasaki mengklaim powernya mencapai 8,5 hp di 8.000 rpm dan torsi mencapai 8.6 Nm di 6.000 rpm.

Mesin bertenaga ini juga sudah dilengkapi dengan filter oli yang dipasang tepat di bawah mesin agak ke kiri. Sehingga oli mesinnya harus 1 liter.


Yuk dicoba, mesin menyala suaranya halus. Asiknya enggak perlu pakai kopling, memang motor untuk senang-senang nih! Tapi jangan sampai salah memasukan gigi-nya. Memasukan gigi transmisi 4 kecepatannya harus dicongkel ke atas. Sedang untuk mengurangi diijak ke bawah.

Tenaganya lumayan responsif untuk ukuran motor sekecil ini. Bahkan saat digeber, gigi satunya saja tembus 40 km/jam. Sedang top speed-nya mencapai 100 km/jam. Kenceng juga, artinya bukan mainan anak bocah!


Bagaimana dengan handling? Suspensi up side down di depan dan monoshock di belakang menjadi jaminan. Apalagi ground clereance tinggi dan wheel base yang pendek membuatnya mudah berkelok, lincah abis.  Meski lincah, urusan stabilitas tetap bisa diandalkan. Roda tebal berdiameter 12 inci cukup nyaman saat menikung.  

Minim Fitur

Sayangnya, panel indikator sangat minimalis. Hanya ada speedometer, indikator sein, gigi netral dan lampu jauh. Minus indikator tanki bahan bakar dan indikator gigi. Harus rajin ngintip ke dalam tanki nih.

KSR 110 juga tidak dilengkapi dengan elektrik starter, tapi tenang engkolnya ringan kok. Selain itu, enggak ada foot step untuk boncenger, artinya ini motor hanya untuk sendirian. (motorplus-online.com)



 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Penulis : Tim motorplus-online | Teks Editor : Nurfil | Foto : Yan S, Popo

Senin, 04 Juli 2011

Wearpack D-air Racing, Bisa Baca Data Akselerasi Hingga Lap Timing


Keren nih, selain menyematkan perangkat airbag di wearpack balap seri D-air Racing. Dainese juga menciptakan sebuah sistem yang menjadikan pakaian balap ini bisa memonitor performa pengendara sekaligus mencatat telemetry data.

Wearpack balap ini mampu terkoneksi dengan komputer. Data seperti catatan waktu per lap, GPS telemetry sepeda motor hingga waktu tempuh bisa dilihat.

Selain itu akselerasi dan jarak pengereman juga bisa diketahui. Menariknya lagi, karena kompatibel dengan Google Earth sehingga bisa merencanakan dan melihat racing line lewat sebuah peta kecil.


Sebuah electronic control unit yang dilengkapi dengan accelerometers, gyroscopes dan GPS sensor diletakan di punuk belakang. Sehingga sama sekali tidak membutuhkan ruang khusus yang bisa membuat desainnya tidak nyaman dipakai.

Di Inggris, wearpack D-air Racing dari Dainese ini dilepas 2.409 Euro atau sekitar Rp 30,2 jutaan dalam kondisi standar. Kalau mau pilih warna atau membuat desain yang berbeda tentunya ada ongkos tambahan yang harus dikeluarkan. (motorplus-online.com)
Penulis : Popo | Teks Editor : Nurfil | Foto : Dainese

Cara Kerja Fitur I-Start di TVS Neo X3i, Jadi Patokan Panaskan Mesin



Menghidupkan
mesin sesaat sebelum berkendara kerap kita lakukan, tujuannya tentu untuk memanaskan mesin. Tapi apakah sudah benar-benar tahu apa tujuannya dan berapa lama harus dilakukan?

Nah, PT TVS Motor Company Indonesia (TVS-MCI) menjawabnya lewat fitur I-Start. Fitur menarik di TVS Neo X3i ini bisa menjadi patokan memanaskan mesin sepeda motor.

"Memanaskan mesin dilakukan agar oli mencapai suhu yang optimal untuk menjangkau semua bagian mesin motor, sampai ke bagian terkecil sekalipun," ungkap Ades Fajarudin, Training Cordinator, PT TVS-MCI.

"Suhu oli yang ideal untuk mesin memulai bekerja ada di 30 derajat celcius. Itu untuk TVS Neo X3i ya," wantinya. Dengan fitur ini, kita bisa jadi tahu suhu mesin sudah mencapai 30 derajat.

Bisa dilihat pada indikator I-Start yang terletak di panel speedometer. Ketika lampu indikator I-Start yang berwarna merah mati, berarti oli sudah mencapai suhu 30 derajat dan mesin sudah siap dikendarai.

Bagaimana caranya fitur ini tahu suhu sudah ideal? Pada crank case bagian kiri bawah mesin TVS Neo X3i terdapat sensor suhu yang mendeteksi panas oli. "Sensor ini terhubung langsung ke CDI. Saat suhu sudah mencapai 30 derajat, CDI akan memerintahkan lampu indikator I-Start untuk mati secara otomatis," jelas Ades.

Enggak perlu berlama-lama panasin mesin deh! (motorplus-online.com)