Senin, 15 Agustus 2011

Inikah Wujud Ducati Superbike 1199 Versi Valentino Rossi?


Kalau di India dibikin heboh dengan spyshoot Yamaha YZF R15, sedang di Eropa lagi dibikin penasaran oleh varian baru Ducati 1199. Bahkan saking tak sabar menunggu, membuat para ahli digital imaging menerka-nerka desain sport bike ini.

Yang menarik adalah, kali ini muncul rendering Ducati 1199 versi Valentino Rossi. Setidaknya versi ini sangat mungkin menjadi kenyataan, apalagi Rossi yang juga pembalap MotoGP di tim pabrikan Ducati dikabarnya turut andil dalam pengembangan Ducati 1199.

Secara desain gambar yang diperoleh dari motorradonline ini sangat terlihat kalau desainnya menyesuaikan dengan bentuk asli yang sempat terekam dalam spy shoot beberapa waktu yang lalu. 

Warna dasar merah dengan garis putih dan ornamen warna kuning khas Rossi di jok, tanki bagian belakang dan nomor start membuatnya tampil mirip pacuan Rossi di MotoGP.

Ducati 1199 ini menggunakan rangka berbahan alumunium yang dibuat dengan sistem cetak / casting. Namun tetap mengadopsi sistem frameless berupa airbox sebagai penyangga mesin dan fork depan layaknya pacuan Ducati GP11 di MotoGP.

Sedang mesinnya, konon menggunakan mesin V-twin yang sama sekali baru. Keistimewaan mesin ini adalah "Superquadrata" atau super square. Punya stroke sangat pendek dan diameter piston besar sehingga performannya diklaim sangat baik. (motorplus-online.com)
Penulis : Popo | Teks Editor : Nurfil | Foto : motorradonline

Senin, 01 Agustus 2011

Knalpot Dua Suara Ala Produsen Knalpot Aftermarket


Satu knalpot dengan dua suara sudah lebih dulu dikenalkan di Indonesia oleh PT TVS Motor Company Indonesia (TVS-MCI) lewat TVS Tormax 150. Tapi bukan cuma ATPM, pabrikan knalpot after market pun mulai menawarkan fitur yang sama.

Mulai dari produsen knalpot Akrapovic. Berbekal fitur yang diberi nama "Akrapovic Open System", pabrikan knalpot asal Slovenia ini menciptakan pipa buang khusus Harley Davidson dengan dua suara.

"Ada katup di dalamnya yang bisa merubah suaranya. Bisa dipilih seperti suara knalpot standar atau yang lebih menggelegar," ungkap Ziga Tomc dari Sales Departement Akrapovic, ketika ditemui motorplus-online di sela kunjungannya ke Indonesia beberapa waktu yang lalu.

Mekanisme dan cara kerja fitur Akrapovic Open System sama seperti knalpot TVS Tormax 150. Untuk mengganti suara, telah disediakan tuas yang berfungsi membuka tutup katup.

Ketika ditanya kapan knalpot Akrapovic Open System ini dipasarkan di Indonesia, Ziga hanya memastikan tidak akan lama lagi. Pembeliannya bisa dilakukan melalui Probike, distributor resmi Akrapovic di tanah air.


Sedang inovasi yang sama tapi sedikit berbeda juga dilakukan oleh produsen knalpot lokal Nobi. Knalpot Nobi 3BOLD Series yang dipasarkannya punya fitur DB Killer. Fungsinya sama, pengguna knalpot ini bisa memilih suara keras atau halus.

Tapi caranya bukan dengan menambahkan katup di dalam silencer knalpot, Nobi justru menambahkan peredam di moncong knalpot yang bisa dengan mudah di bongkar pasang.

Bentuknya seperti potongan pipa kecil sebagai penyekat. Cara pasangnya tinggal masukan ke moncong knalpot, lalu dikunci dengan sebuah kawat pengikat untuk memastikan peredam ini tetap berada pada tempatnya.

"Peredam suara ini tersedia khusus 3BOLD Series untuk semua tipe motor kecuali Kawasaki Ninja 250R dan KLX. Bila dipasang suaranya jadi lebih halus, tapi tenaganya juga pasti tidak sebesar waktu di lepas," jelas Rionapon, marketing Nobi Racing Muffler.

Soal harga juga tetap terjangkau. Bebek dan skubek dijual Rp 290-300 ibuan, sedang motor sport dilepas Rp 425 ribuan. Dan khusus Ninja 250R dijual Rp 1,1 jutaan.  (motorplus-online.com)

Rabu, 20 Juli 2011

First Ride Kawasaki KSR 110, Bukan Mainan Bocah!


Dijual dengan harga Rp 20,8 juta, pasti banyak yang bertanya. Apa sih kerennya Kawasaki KSR 110? Bentuknya kecil kayak mainan, tapi dibanderol lumayan mahal. Ayo kita tengok kehebatannya!

Pertama mari lihat desainnya. Kawasaki KSR 110 ini adalah versi terkini yang dikeluarkan Kawasaki. Generasi terakhir ini punya sepatbor depan dan cover headlamp lebih kokoh. Pembeda berikutnya ada pada desain knalpotnya yang kotak.

Sedang lainnya masih sama seperti dulu, bergaya supermoto tapi super mungil. Desainnya yang sangat berbeda ini jadi jaminan jadi pusat perhatian selama di jalanan!

Mesinnya pakai satu silinder tidur layaknya bebek. Kapasitas mesinnya 111cc dengan konfigurasi bore 53 mm x stroke 50,6 mm. Kawasaki mengklaim powernya mencapai 8,5 hp di 8.000 rpm dan torsi mencapai 8.6 Nm di 6.000 rpm.

Mesin bertenaga ini juga sudah dilengkapi dengan filter oli yang dipasang tepat di bawah mesin agak ke kiri. Sehingga oli mesinnya harus 1 liter.


Yuk dicoba, mesin menyala suaranya halus. Asiknya enggak perlu pakai kopling, memang motor untuk senang-senang nih! Tapi jangan sampai salah memasukan gigi-nya. Memasukan gigi transmisi 4 kecepatannya harus dicongkel ke atas. Sedang untuk mengurangi diijak ke bawah.

Tenaganya lumayan responsif untuk ukuran motor sekecil ini. Bahkan saat digeber, gigi satunya saja tembus 40 km/jam. Sedang top speed-nya mencapai 100 km/jam. Kenceng juga, artinya bukan mainan anak bocah!


Bagaimana dengan handling? Suspensi up side down di depan dan monoshock di belakang menjadi jaminan. Apalagi ground clereance tinggi dan wheel base yang pendek membuatnya mudah berkelok, lincah abis.  Meski lincah, urusan stabilitas tetap bisa diandalkan. Roda tebal berdiameter 12 inci cukup nyaman saat menikung.  

Minim Fitur

Sayangnya, panel indikator sangat minimalis. Hanya ada speedometer, indikator sein, gigi netral dan lampu jauh. Minus indikator tanki bahan bakar dan indikator gigi. Harus rajin ngintip ke dalam tanki nih.

KSR 110 juga tidak dilengkapi dengan elektrik starter, tapi tenang engkolnya ringan kok. Selain itu, enggak ada foot step untuk boncenger, artinya ini motor hanya untuk sendirian. (motorplus-online.com)



 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Penulis : Tim motorplus-online | Teks Editor : Nurfil | Foto : Yan S, Popo

Senin, 04 Juli 2011

Wearpack D-air Racing, Bisa Baca Data Akselerasi Hingga Lap Timing


Keren nih, selain menyematkan perangkat airbag di wearpack balap seri D-air Racing. Dainese juga menciptakan sebuah sistem yang menjadikan pakaian balap ini bisa memonitor performa pengendara sekaligus mencatat telemetry data.

Wearpack balap ini mampu terkoneksi dengan komputer. Data seperti catatan waktu per lap, GPS telemetry sepeda motor hingga waktu tempuh bisa dilihat.

Selain itu akselerasi dan jarak pengereman juga bisa diketahui. Menariknya lagi, karena kompatibel dengan Google Earth sehingga bisa merencanakan dan melihat racing line lewat sebuah peta kecil.


Sebuah electronic control unit yang dilengkapi dengan accelerometers, gyroscopes dan GPS sensor diletakan di punuk belakang. Sehingga sama sekali tidak membutuhkan ruang khusus yang bisa membuat desainnya tidak nyaman dipakai.

Di Inggris, wearpack D-air Racing dari Dainese ini dilepas 2.409 Euro atau sekitar Rp 30,2 jutaan dalam kondisi standar. Kalau mau pilih warna atau membuat desain yang berbeda tentunya ada ongkos tambahan yang harus dikeluarkan. (motorplus-online.com)
Penulis : Popo | Teks Editor : Nurfil | Foto : Dainese

Cara Kerja Fitur I-Start di TVS Neo X3i, Jadi Patokan Panaskan Mesin



Menghidupkan
mesin sesaat sebelum berkendara kerap kita lakukan, tujuannya tentu untuk memanaskan mesin. Tapi apakah sudah benar-benar tahu apa tujuannya dan berapa lama harus dilakukan?

Nah, PT TVS Motor Company Indonesia (TVS-MCI) menjawabnya lewat fitur I-Start. Fitur menarik di TVS Neo X3i ini bisa menjadi patokan memanaskan mesin sepeda motor.

"Memanaskan mesin dilakukan agar oli mencapai suhu yang optimal untuk menjangkau semua bagian mesin motor, sampai ke bagian terkecil sekalipun," ungkap Ades Fajarudin, Training Cordinator, PT TVS-MCI.

"Suhu oli yang ideal untuk mesin memulai bekerja ada di 30 derajat celcius. Itu untuk TVS Neo X3i ya," wantinya. Dengan fitur ini, kita bisa jadi tahu suhu mesin sudah mencapai 30 derajat.

Bisa dilihat pada indikator I-Start yang terletak di panel speedometer. Ketika lampu indikator I-Start yang berwarna merah mati, berarti oli sudah mencapai suhu 30 derajat dan mesin sudah siap dikendarai.

Bagaimana caranya fitur ini tahu suhu sudah ideal? Pada crank case bagian kiri bawah mesin TVS Neo X3i terdapat sensor suhu yang mendeteksi panas oli. "Sensor ini terhubung langsung ke CDI. Saat suhu sudah mencapai 30 derajat, CDI akan memerintahkan lampu indikator I-Start untuk mati secara otomatis," jelas Ades.

Enggak perlu berlama-lama panasin mesin deh! (motorplus-online.com)

Selasa, 07 Juni 2011

Kawasaki Luncurkan Ninja 650R Di India Awal Juni 2011


Wah, Kawasaki di India start lebih awal meluncurkan moge 600cc. Bila di Indonesia, Kawasaki berencana melaunchin ZX-6R dan ER-6n. Di India, Kawasaki akan menjual Ninja 650R. Model yang seperti apa nih?

Ninja 650R sebenarnya nama lain dari ER-6f yang sudah dikupas beberapa hari yang lalu. Model ini sebenanya punya basic yang sama dengan ER-6n yang bakal mengaspal di Indonesia. Bedanya model ER-6f atau Ninja 650R sudah dilengkapi fairing.

Sama seperti ER-6n, motor ini akan dijejali mesin dua silinder 650cc. Mesin dengan transmisi 6 percepatan ini diklaim memiliki tenaga hingga 72.1 PS di 8,500 rpm. Mantab!

Seperti di rilis Motorbeam, Ninja 650R ini akan diluncurkan di India pada tanggal 8 Juni mendatang. Kepastian tanggal ini didapat setelah Bajaj Auto, distributor Kawasaki di India meluncurkan teaser peluncuran Ninja 650 lewat website resminya.

Kabarnya Ninja 650R iniakan dijual seharga 6 lakhs (on-road, Mumbai) atau sekitar Rp 116 jutaan. Di India, moge Kawasaki ini akan langsung disambut oleh Hyosung GT650R, sang kompetitor yang sudah duluan mengaspal di India. (motorplus-online.com)


Penulis : Popo | Teks Editor : Nurfil | Foto : Kawasaki

Rabu, 25 Mei 2011

Komparasi Fitur, Bajaj Pulsar 220 vs Honda Tiger dan Yamaha Scorpio


Diluncurkan bulan Maret 2011 lalu, Bajaj Pulsar 220 hadir dan langsung mengejutkan! Harga jualnya itu loh, cuma Rp 18,6 jutaan. Padahal secara teknis, motor India ini layak disandingkan dengan Honda Tiger dan Yamaha Scorpio Z. Yuk kita intip fitur ketiga motor ini, apakah yang murah mampu bersaing?

Desain Bodi dan Finishing

Secara desain, Honda Tiger dan Yamaha Scorpio Z tampil lebih gagah. Sebagai motor penjelajah keduanya memilih tampil garang dengan garis bodi tegas. Sedang Pulsar 220 mendesain dirinya sebagai motor turing yang sporty.

Penambahan fairing yang cuma setengah ini diharapkan membuat tampilannya makin sporty. Tapi kok jadi terlihat maksa ya, bagian samping fairingnya membulat, tapi desain buntutnya tetap kaku dengan sudut tajam.

Kombinasi warnanya pun, Bajaj Pulsar 220 paling sederhana. Hanya warna polos dengan emblem logo berwarna perak. Nuansa yang didapat malah jadi terlihat elegan. Sedang Tiger dan Scorpio Z percaya diri dengan motif rame.

Soal finishing detail bodi, frame dan kelengkapannya, Pulsar 220 harus mengakui tak serapi kedua kompetitornya. Part-part kecil pada bodi seperti air ram di fairing, head lamp dan beberapa bagian rangka terlihat tidak mulus.


Fitur dan Teknologi

Tapi ngomongin fitur, ada keunggulan pada Pulsar 220. Paling mencolok ada di panel digital yang digunakannya. Speedometer dan kelengkapan lainnya seperti indikator BBM dan odometer ditampilkan secara digital. Sedang Tiger dan Scorpio masih setia dengan panel analog.

Tapi kunci setang, hanya Tiger yang sudah dilengkapi dengan pengaman bermagnet. Pulsar 220 dan Scorpio Z masih pakai kunci konvensional. Lanjut ke mesin. Ketiganya mengusung kapasitas mesin 200cc ke atas, data dari masing-masing ATPM menyebutkan Pulsar 220 paling bertenaga.

Pulsar 220 menawarkan teknologi dua busi DTSi (Digital Twin Spark Ignition) pada mesin 220cc satu silinder SOHC dua klepnya. Mesin sudah dilengkapi oil cooler ini diklaim mampu menghasilkan tenaga hingga 21 Ps dan torsi 19 Nm.

Sedang Scorpio hadir dengan mesin yang terkenal bandel. Mesin 223cc nya diklaim punya power 18,2 Ps dengan torsi 17.5 Nm. Sedang yang paling kecil powernya adalah Honda Tiger. Mesin dengan kapasitas bersih 196,9 cc yang sudah 18 tahun mengaspal di Indonesia ini hanya menghasilkan 16,7 Ps.


Kaki-kaki

Hanya Scorpio Z yang menawarkan suspensi belakang tunggul. Sedang Tiger dan Pulsar 220 masih menggunakan sokbraker belakang ganda tapi sudah dilengkapi tabung oli. Sedang suspensi depannya, semua mengandalkan tipe teleskopik, tapi punya Pulsar 220 paling besar bila dibandingkan dengan kedua kompetitornya.

Urusan roda, Tiger dan Scorpio Z menggunakan lingkar 18 inci. Hanya Pulsar 220 yang pakai 17 ini. Meski lebih kecil, tapi ukuran ban yang digunakan jadi bisa lebih lebar dan tebal. Pulsar 220 pakai ukuran ban 90/90 di depan dan 120/80 di belakang. Sedang Tiger dan Scorpio hanya pakai ukuran 100/90 di roda belakang.

Tapi Scorpio Z punya kekalahan telak dibanding Honda Tiger dan Bajaj Pulsar 220. Motor sport Yamaha ini belum dilengkapi rem cakram di roda belakangnya.

Harga

Hemmm... harga yang bikin kaget. Bajaj Pulsar 220 dijual Rp 18,6! Sedang Honda Tiger dilepas Rp 24,9 juta dan Yamaha Scorpio Z dijual Rp 23,7 jutaan. Jauh benget kan selisih harganya, silahkan dipilih..! (motorplus-online.com) 

  Bajaj Pulsar 220 Honda Tiger Yamaha Scorpio Z
Harga OTR Jakarta (Rp,Juta) 18,6 24,9 23,7
Pilihan warna 5 4 3
Dimensi      
Panjang x Lebar x Tinggi (mm) 2035 x 750 x1165 2.029 x 747 x 1.093 2.025 x 765 x 1.095
Jarak sumbu roda (mm) 1.350 1.327 1.295
Jarak terendah ke tanah (mm) - 155 165
Berat kosong (kg) 150 138 -
Kapasitas tangki BBM (Liter) 15 13,2 13
Rangka      
Suspensi depan Teleskopik Teleskopik Teleskopik
Suspensi belakang Lengan ayun, sokbreker ganda Lengan ayun, sokbreker ganda Lengan ayun, sokbreker tunggal
Rem depan Cakram hidrolis Cakram hidrolis Cakram hidrolis
Rem belakang Cakram hidrolis Cakram hidrolis Tromol
Pelek depan Casting 17 inci Casting 18 inci Casting 18 inci
Pelek belakang Casting 17 inci Casting 18 inci Casting 18 inci
Ukuran ban depan 90 / 90 X 17 2,75 - 18 42L 80/100-18
Ukuran ban belakang 120 / 80 X 17 100/90 - 18 100/100-18
Mesin      
Tipe SOHC DTS-i 4-tak SOHC 4-tak SOHC 4-tak
Sistem pendingin Udara dan Oil Cooler Udara Udara
Diameter x langkah (mm) 67 x 62,4 63,5 x 62,2 70,0 x 58,0
Kapasitas silinder (cc) 220 196,9 223
Perbandingan kompresi 9,5 : 1 9,0 : 1 9,5 : 1
Daya maksimum (ps/rpm) 21 / 8.500  16,7 / 8.500 18.2  / 8.000
Torsi maksimum (Nm/rpm) 19,12 / 7.500 - 17.5 / 6.500
Sistem pengapian DC-CDI AC-CDI DC-CDI
Sistem starter Elektrik & Engkol Elektrik & Engkol Elektrik & Engkol
Sumber: Yamaha, Bajaj, Honda      
Penulis : Popo | Teks Editor : Nurfil | Foto : Bajaj, Honda, Yamaha, Dok

Senin, 23 Mei 2011

TVS Tormax, Bebek Super Bertabur Fitur Futuristik


TVS Tormax yang menjadi jagoan baru dari PT TVS Motor  Company Indonesia (TMCI) di kelas bebek super, diklaim menjadi varian yang memiliki fitur paling komplit yang tak  bakal ditemui pada model pesaingnya.
 
Menurut Darmadi Tjuatja, Chief Operating Officer TMCI,  Tormax ini ditujukan bagi anak muda yang senang  mengeksperesikan diri. “Sehingga Tormax dibuat agar memiliki performa mantap, nyaman dikendarai dan bertabur teknologi tinggi,” jelas nya. Nah, apa saja fitur unggulan  yang tersemat pada Tormax? Yuk, kita kupas.
 
Pertama, bebek 150 cc ini mengandalkan perangkat sokbreker belakang tipe monoshock bertabung gas, yang merupakan varian  pertama di kelasnya. Dengan konfigurasi horizontal, suspensi ini diakui dapat meningkatkan kestabilan berkendara.


Selanjutnya ada teknologi Dual Tune Muffler (DTM) yang  bakal menambah kesan sporty pada motor yang dilepas Rp 14,9 juta ini. Pasalnya sistem DTM memungkinkan suara knalpot berubah dari normal menjadi gahar hanya dengan sentuhan tuas di dekat tuas choke saja.
 
Selain menampilkan sosok gahar, Tormax juga tak melupakan kodratnya sebagai alat transportasi dalam kota. Tak heran jika TVS menyematkan fitur lampu sein LED, automatic headlamp on (AHO) dan wheel hugger sebagai pelindung cipratan  air di belakang.
 
Bahkan bagasi bervolume 5 liter dan fitur unik berupa lampu  untuk menerangi plat nomor belakang juga terdapat pada Tormax. Sementara fitur andalan Tormax dalam menantang pesaingnya ada pada perangkat yang dinamakan Hi-Tech Digital Speedometer. Berbeda dengan motor sekelas yang juga mengaplikasi speedometer full digital, pada Tormax perangkat  tersebut dibuat lebih kompleks.


Selain berfungsi sebagai panel kecepatan, jarak  tempuh, bensin dan suhu, seperti pada indikator umumnya, kali ini panel tersebut ditambahkan mode pengingat kecepatan maksimum dan perekam akselerasi 0-60 km/jam.

Tak hanya itu, panel indikator ini juga dibekali fungsi pengingat masa service, racing mode panel, indikator aki hingga pengingat penggunaan helm. Berbekal fungsi lengkap, tak heran jika perangkat tersebut dihadirkan untuk mewakili nuansa teknologi tinggi nan futuristik pada motor berpendingin cair ini. (motorplus-online.com)
Penulis : Ilham | Teks Editor : Nurfil | Foto : Ilham